BAGIAN I:
BAGIAN 2
ESTAFET DARI TIMNAS KE BAPEL BPLS
Gambar 12. Sampul depan mengandung makna transisi antar waktu dari Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo (Timnas PSLS) ke Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo ( BPLS).
Judul Buku
Pokok-pokok peninjauan dan penelaahan buku berjudul SEMBURAN LUMPUR PANAS SIDOARJO: Pelajaran dari sebuah bencana, penulis buku Dr. Ir. Basuki Hadimuljono MSc. Selaku Mantan Ketua Pelaksana, Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo (Timnas PSLS), diselenggarakan 17 Juli 2008, bertempat di Puslitbang Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Merajut Masa lalu (Past) Sekarang (Present) dan Ke depan (Future)
Sampul buku yang menjadi materi bahasan atau bedahan SEMBURAN LUMPUR PANAS SIDOARJO: Pelajaran dari sebuah bencana, merupakan rekaman kondisi masa lalu (the Past condition), pada kurun awal semburan sampai akhir masa bakti Timnas PSLS. Selanjutnya disandingkan dengan kondisi saat ini (the Present condition), masa bakti Badan Pelaksana, BPLS sehingga terjalin suatu rangkaian ‘The Past is the Key to Present and Future’ (Masa Lalu sebagai Kunci Sekarang dan Ke Depan).
Makna dari Kondisi emergency, tantangan dan optimisme
Gambar (sebagai inset) Kondisi emergency tantangan dan Optimisme, merupakan kumpulan momen-momen kedaruratan yang dihadapi penulis (sebagai bagian Bapel BPLS), terkait dengan masalah teknis operasional (misalnya tanggul jebol). Maupun terjadinya gejolak sosial kemasyarakatan dengan bervariasi tuntutan.
Gejolak sosial yang terjadi umumnya dilakukan dengan demo oleh kelompok warga tertentu, sampai pada skenario terburuk blokade total (total blockade) yang melumpuhkan operasi lapangan. Sehingga akhirnya tanggul cincin Jebol.
Kondisi Saat Ini
Kondisi aktual saat ini (status Juli 2008) digambarkan dengan:
(1) Pusat semburan (eruption centre), telah mengalami fase runtuh seketika (sudden collapse);
(2) Pengaliran Lupsi ke selatan (intake) melalui Kanal Barat (West Canal) di Pond Utama (main pond) sebagaimana terlihat pada foto (diambil 29 Mei 2008), selanjutnya 2 Juni 2008 kondisi telah berubah drastis sehingga sistem Kanal Barat telah lumpuh; dan
(3) Kali Porong di selatan spill way telah mengalami sedimentasi Lupsi yang sangat signifikan.
Pokok-pokok bahasan
Gambar 14. Pokok-pokok bahasan disajikan pada acara Peluncuran dan Penelaahan Buku. Bagian dari materi Paparan saat Peluncuran dan Bedah Buku terkait (Prasetyo 2008)
Tata urut atau pokok-pokok bahasan buku ini, yaitu:
1) Apresiasi kepada penulis buku dan seluruh jajaran Timnas PSLS atas dedikasi, kerja keras, dan hasil yang telah dikontribusikan pada Penanggulangan Lupsi selama kurun waktu 7 bulan (2006-2007). Dan penulis mengucapkan Selamat kepada penulis buku atas keberhasilan dalam menyusun buku tersebut, yang berdasarkan beberapa kriteria telah kami nilai sebagai buku yang sangat baik!.
2) Analisis kata kunci, beberapa isu aktual dan kritis terkandung dari kata kunci judul buku.
3) Metoda yang digunakan dalam melakukan peninjauan dan penelaahan buku, yaitu dengan pendekatan komprehensif, integral dan holistik.
4) Sebagai Outcome penting dari buku adalah ‘Pelajaran sebuah Bencana’.
5) Alur dan Pola Pikir, dari buku disandingkan dengan Pola Pikir Kebencanaan Lupsi yang dikembangkan Bapel BPLS
6) Hal-hal penting untuk dicermati dari BAB 1-7, merupakan bagian terpenting untuk menyelaraskan dan menyandingkan kondisi masa lalu semasa Timnas PSLS dengan kondisi saat ini pada masa BPLS.
Indikator dan Hasil Penilaian Buku
Gambar 15. Apresiasi Pada Penulis Buku dan kriteria penilaian buku secara semi kuantitatif.
Apresiasi dan hasil penilaian
Penulis selaku peninjau dan pembahas buku mengucapkan Selamat dan memberikan Apresiasi yang sebesar-besarnya khususnya kepada Dr. Ir. Basuki Hadimuljono MSc selaku penulis buku.
Maupun umumnya kepada seluruh jajaran Timnas PSLS, atas pengabdian dan dedikasi yang telah dicurahkan selama 7 (tujuh) bulan masa bakti Timnas PSLS. Dalam melaksanakan misi nasional pada BENCANA Lumpur Panas Sidoarjo.
Selanjutnya penulis menyimpulkan bahwa berdasarkan penilaian berdasarkan beberapa kriteria, selanjutnya buku SEMBURAN LUMPUR PANAS SIDOARAJO, dinilai sangat baik.
Penilaian umum berdasarkan Indikator
Indikator yang digunakan untuk melakukan penilaian buku tersebut yaitu:
1) Keamanan terhadap isu kritis, yaitu bagaimana penulis buku dapat mengemas bagian-bagian isu kritis, sehingga tidak menimbulkan respon gejolak atau menambah kontroversi baru.
2) Pesan, apakah pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada pembacanya dapat diekspresikan dengan baik dan elegan?
3) Format, bagaimana alur dan pola pikir dan penulisan dapat memenuhi sasaran pembaca (audience target)?
4) Bahasa, bagaimana bahasa yang digunakan agar sasaran No. 3 tersebut optimal. Dalam kaitan ini penulis mencermati bahwa penulis buku banyak melakukan ‘akrobat’ kata-kata, untuk mendramatisasi kondisi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Khususnya untuk mengekspresikan suatu kegagalan manusia dalam upaya menanggulangi fenomena alam.
5) Tata letak (style) yaitu penempatan data kuantitatif, ilustrasi foto-foto yang sangat kaya dan apik.
6) Kesalahan, kesalahan-kesalahan minor pada ejaan, data dan informasi. Dengan pembacaan secara cermat telah diidentifikasikan beberapa kesalahan tersebut bersifat minor, selanjutnya disampaikan kepada penyusun buku untuk penyempurnaan ke depan. Seandainya akan dilakukan penulisan buku Edisi-2.
Lingkungan Strategis yang sensitif
Buku ini ditulis di tengah kondisi lingkungan strategis (Lingstra) yang sangat dinamis dan sensitif. Hal ini digambarkan bahwa sampai saat ini beberapa pihak masih melakukan suatu pengembangan wacana terhadap isu aktual dan kritis terkait Lupsi untuk berbagai tujuan.
Sehingga secara langsung atau tidak, buku ini yang mempunyai kredibilitas, dan akuntabilitas yang tinggi dari penulisnya. Selaku mantan Ketua Pelaksana Timnas PSLS.
Karena itu adalah sangat rasional bila luaran (output) dan outcome dari buku tersebut akan digunakan sebagai acuan atau referensi.
Beberapa pihak yang terindikasikan sangat mempunyai kepentingan (concern) pada buku ini, yaitu:
1) Kelompok yang terlibat pada kontroversi Lusi sebagai mud volcano dipicu gempa bumi atau man made mud volcano disebabkan oleh underground blowout (UGBO).
2) Penegak hukum antara lain Polda Jatim dan Kejaksaan Tinggi Jatim, dimana proses hukum terkait kasus semburan Lumpur Sidoarjo masih berlangsung sampai saat ini pada tahapan penyelidikan dan penyidikan. Belum sampai memasuki babakan proses pengadilan.
3) Tim Pengawas BPLS DPR-RI dan Komnas HAM yang dalam kegiatannya juga memasukkan aspek penelusuran penyebab dan pemicu Lupsi dan penanganan Pemerintah terhadap BENCANA yang dilakukan selama ini.
4) Institusi Badan Pemberantas Korupsi (BPK), termasuk Kepala BPK Prof. Dr. Anwar Nasution yang telah demikian antusias melakukan audit dan secara langsung menyajikan sosialisasi Lupsi pada masyarakat internasional. Salah satu ringkasan dampak ekonomi digunakan pada bagian akhir dari dokumen ini.
5) Media massa baik elektronis maupun cetak di dalam maupun di luar negeri yang secara berkelanjutan tetap ‘haus’ terhadap pemberitaan Lupsi. Dengan daya tariknya sebagai magnit yang kuat karena penuh dengan misteri dan kontroversi, penuh diwarnai gejolak sosial kemasyarakatan, serta masih terjadinya pdngungsi lingkungan.
6) Tidak kalah pentingnya adalah Bapel BPLS sendiri, Lapindo, dan Masyarakat yang terkena dampak langsung atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar